Kamis, 26 Juni 2014

Jenderal Yamamoto

Salah satu tokoh yang namanya selalu disebut dalam mengenang invasi Jepang atas Asia, khususnya Asia Tenggara adalah Admiral Isoroku Yamamoto atau terkadang juga ada yang menyebutnya dengan Jenderal Yamamoto atau Admiral Yamamoto. Beliau adalah otak dibalik serangan Pearl Harbor, sebuah serangan besar pembuka yang menjadi awal perang Pasifik.

Yamamoto terlahir di daerah Niigata, Jepang dengan nama Isoroku Takano pada 4 April tahun 1884. Keluarga Yamamoto kemudian mengadopsinya hingga kemudian Ia menyandang nama keluarga Yamamoto. Track militernya dimulai dari lulus Akademi Angkatan Laut pada tahun 1904 dan pada 1905 sudah mendapat pengalaman perang pertamanya dengan ikut bertempur di bawah komando Laksamana Togo melawan armada Rusia. Pertempuran tersebut terjadi di Selat Tsushima pada Mei 1905.

Dalam pertempuran tersebut, Yamamoto terluka dan kehilangan dua jari tangan kirinya. Akibat luka ini, hampir saja Ia dikeluarkan dari kedinasan aktif Angkatan Laut, namun hal itu kemudian tidak terjadi.

Yamamoto tetap berdinas dan kemudian berhasil menyelesaikan studinya di sekolah Torpedo, Sekolah Meriam dan Sekolah Staf Angkatan Laut. Pada tahun 1919 hingga 1921, Yamamoto dikirim untuk menimba ilmu di Harvard University. Di universitas tertua di Amerika tersebut, Yamamoto mengambil bidang Bahasa Inggris. Pengalaman selama bersekolah di Amerika tersebut juga banyak memberinya pemahaman tentang Amerika dan kulturnya.

Yamamoto juga banyak berkeliling negara-negara Eropa sebelum kemudian ditugaskan menjadi Atase Angkatan Laut di Washington DC pada tahun 1925-1928. Yamamoto kemudian ditarik ke Jepang dan diangkat menjadi komandan kapal induk Akagi. Kelak, Yamamoto juga termasuk dalam jajaran tokoh militer yang mendorong penggunaan kapal induk sebagai elemen ofensif utama dari Angkatan Laut.

Beliau menyandang posisi sebagai komandan Akagi hingga tahun 1929. Kapal itu sendiri mengalami kerusakan hebat dalam pertempuran di Midway pada tahun 1945 saat berada dibawah komandan Taijiro Aoki dan kemudian ditenggelamkan supaya tidak jatuh ke tangan musuh.

Selepas mengomandani Akagi, Yamamoto memimpin Departemen Teknologi Angkatan Laut Jepang lalu kemudian diangkat sebagai Komandan Divisi I Udara Angkatan Laut.

Dalam sebuah konferensi Angkatan Laut di London, Yamamoto menjadi pemimpin delegasi Jepang dan Yamamoto saat itu menolak dengan keras Washington Naval Treaty pada tahun 1922 karena dianggap isinya merugikan Jepang.

Selepas itu Laksamana Yamamoto kemudian naik jabatan menduduki posisi sebagai Panglima Armada Gabungan. Saat itu situasi politik sendiri telah memanas dengan Amerika dan sekutu-sekutunya. Dengan pemikiran moderat dan rasionalnya, Yamamoto menyiapkan beberapa skenario dalam persiapan menuju perang yang semakin tidak terhindarkan.

Dalam benak Yamamoto, Amerika dipandangnya memiliki potensi kemampuan industri yang luar biasa. Saat itu, rencana awal perang Jepang hanyalah untuk menekan dan memaksa Amerika melakukan perundingan. Saat itu memang tidak ada tujuan untuk menduduki tanah Amerika. Yamamoto sendiri dengan pemikiran rasionalnya telah mewanti-wanti bahwa perang dengan Amerika akan berbiaya mahal dan Amerika harus sudah digulung total dalam waktu kurang dari 6 bulan, lebih dari itu Jepang yang akan kewalahan.

Dalam serangan Pearl Harbor yang dipimpinnya, sebanyak 5 kapal perang Amerika jenis Battleship tenggelam, tiga rusak dan 11 kapal lain yang merupakan campuran dari jenis Cruiser, Destroyer dan kapal-kapal pendukung tenggelam atau rusak berat.

Yamamoto sendiri tewas dalam sebuah penyergapan oleh pesawat-pesawat Amerika. Untuk menaikkan moral pasukan setelah kekalahan di Guadalcanal, Yamamoto berinisiatif melakukan kunjungan ke pos-pos pertahanan Jepang di Pasific Selatan.

Pada 14 April 1943, intelijen Angkatan Laut Amerika berhasil menangkap dan memecahkan pesan rahasia Jepang berisi jadwal kunjungan Yamamoto lengkap dengan waktu, tanggal, lokasi dan pesawat yang mengangkut maupun yang mengawalnya.

Atas perintah dari Presiden Amerika, Franklin D. Roosevelt sebuah gugus tugas dibentuk untuk melakukan pengintaian dan penyergapan terhadap Yamamoto. Pada tanggal 19 April 1943, pesawat Yamamoto berhasil ditembak jatuh.

Jenazah Yamamoto ditemukan sehari kemudian oleh tim penyelamat Jepang. Jenazahnya kemudian dikremasi di Buin dan abunya dikirim ke Jepang menggunakan kapal perang Musashi, sebuah kapal jenis Battleship. Yamamoto mendapat upacara pemakaman resmi pada 5 Juni 1943. Sebagian abunya dimakamkan di pemakaman umum Tama di Tokyo dan sisanya di tanah leluhurnya di pemakaman kuil Chuko-ji di Nagaoka City.

Karir Yamamoto;
Midshipman (14 November 1904)
Ensign (31 August 1905)
Sublieutenant (28 September 1907)
Lieutenant (11 October 1909)
Lieutenant Commander (13 December 1915)
Commander (1 December 1919)
Captain (1 December 1923)
Rear Admiral (30 November 1929)
Vice Admiral (15 November 1934)
Admiral (15 November 1940)
Fleet Admiral (18 April 1943 – posthumous)


(eoc)

0 komentar:

Posting Komentar

SUBSCRIBE





"popupwindow">

"loc" type="hidden" value="en_US" />





Like us on Facebook