EOC--Pasti kamu kenal dengan Mark Zuckerberg (pendiri facebook), Sergey Brin  dan Larry Page (Pendiri Google) mereka lahir dari keluarga Yahudi. Yang  Produknya nangkring di no 1 dan 2 di dunia maya (versi alexa). Nah dari  sekian banyak keturunan Yahudi yang jenius, menjadi pertanyaan besar  kenapa mereka bisa Cerdas??.
Artikel Dr Stephen Carr Leon patut menjadi renungan bersama. Stephen  menulis dari pengamatan langsung. Setelah berada 3 tahun di Israel  karena menjalani housemanship dibeberapa rumah sakit di sana. Dirinya  melihat ada beberapa hal yang menarik yang dapat ditarik sebagai bahan  tesisnya, yaitu, “Mengapa Yahudi Pintar?”Ketika tahun kedua, akhir bulan  Desember 1980, Stephen sedang menghitung hari untuk pulang ke  California, terlintas di benaknya, apa sebabnya Yahudi begitu pintar?  Kenapa tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu  kebetulan? Atau hasil usaha sendiri?Maka Stephen tergerak membuat tesis  untuk Phd-nya. Sekadar untuk Anda ketahui, tesis ini memakan waktu  hampir delapan tahun. Karena harus mengumpulkan data-data yang setepat  mungkin.
Marilah kita mulai dengan persiapan awal melahirkan. Di Israel, setelah  mengetahui sang ibu sedang mengandung, sang ibu akan sering menyanyi dan  bermain piano. Si ibu dan bapak akan membeli buku matematika dan  menyelesaikan soal bersama suami.
Stephen sungguh heran karena temannya yang mengandung sering membawa  buku matematika dan bertanya beberapa soal yang tak dapat diselesaikan.  Kebetulan Stephen suka matematika.
Stephen bertanya, “Apakah ini untuk anak kamu?”
Dia menjawab, “Iya, ini untuk anak saya yang masih di kandungan, saya sedang melatih otaknya, semoga ia menjadi jenius.”
Hal ini membuat Stephen tertarik untuk mengikut terus perkembangannya.
Kembali ke matematika tadi, tanpa merasa jenuh si calon ibu mengerjakan latihan matematika sampai genap melahirkan.
Hal lain yang Stephen perhatikan adalah cara makan. Sejak awal  mengandung dia suka sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu.  Tengah hari makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala bersama salad  yang dicampur dengan badam dan berbagai jenis kacang-kacangan.
Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk perkembangan  otak dan kepala ikan mengandungi kimia yang tidak baik yang dapat  merusak perkembangan dan penumbuhan otak anak didalam kandungan. Ini  adalah adat orang-orang Yahudi ketika mengandung, menjadi semacam  kewajiban untuk ibu yang sedang mengandung mengonsumsi pil minyak ikan.
Ketika diundang untuk makan malam bersama orang orang Yahudi. Begitu  Stephen menceritakan, Perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada  setiap undangan yang sama saya perhatikan, mereka gemar sekali memakan  ikan (hanya isi atau fillet),” ungkapnya. 
Biasanya kalau sudah ada ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak  ada bersama di satu meja. Menurut keluarga Yahudi, campuran daging dan  ikan tak bagus dimakan bersama. Salad dan kacang, harus, terutama kacang  badam.
Uniknya, mereka akan makan buah buahan dahulu sebelum hidangan utama.  Jangan terperanjat jika Anda diundang ke rumah Yahudi Anda akan  dihidangkan buah buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan hidangan  kabohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah buahan, ini akan
menyebabkan kita merasa ngantuk. Akibatnya lemah dan payah untuk memahami pelajaran di sekolah.
Di Israel, merokok adalah tabu, apabila Anda diundang makan dirumah  Yahudi, jangan sekali kali merokok. Tanpa sungkan mereka akan menyuruh  Anda keluar dari rumah mereka. Menyuruh Anda merokok di luar rumah  mereka.
Menurut ilmuwan di Universitas Israel, penelitian menunjukkan nikotin  dapat merusakkan sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen.  Artinya, keturunan perokok bakal membawa generasi yang cacat otak  (bodoh). Suatu penemuan yang dari saintis gen dan DNA Israel.
Perhatian Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi.  Mereka sangat memperhatikan makanan, makanan awal adalah buah buahan  bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil  lever).
Dalam pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata rata  mereka memahami tiga bahasa, Hebrew, Arab dan Inggris. Sejak kecil  mereka telah dilatih bermain piano dan biola. Ini adalah suatu  kewajiban. Menurut mereka bermain musik dan memahami not dapat  meningkatkan IQ. Sudah tentu bakal menjadikan anak pintar.
Ini menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak.
Tak heran banyak pakar musik dari kaum Yahudi.
Seterusnya di kelas 1 hingga 6, anak anak Yahudi akan diajar matematika  berbasis perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan. Di dalam  pengamatan Stephen, “Perbandingan dengan anak anak di California, dalam  tingkat IQ-nya bisa saya katakan 6 tahun kebelakang!! !” katanya.
Segala pelajaran akan dengan mudah di tangkap oleh anak Yahudi. Selain  dari pelajaran tadi olahraga juga menjadi kewajiban bagi mereka.  Olahraga yang diutamakan adalah memanah, menembak dan berlari. Menurut  teman Yahudi-nya Stephen, memanah dan menembak dapat melatih otak fokus.  Disamping itu menembak bagian dari persiapan untuk membela negara.
Selanjutnya perhatian Stephen ke sekolah tinggi (menengah). Di sini  murid-murid digojlok dengan pelajaran sains. Mereka didorong untuk  menciptakan produk. Meski proyek mereka kadangkala kelihatannya lucu dan  memboroskan, tetap diteliti dengan serius. Apa lagi kalau yang diteliti  itu berupa senjata, medis dan teknik. Ide itu akan dibawa ke jenjang  lebih tinggi.
Satu lagi yg di beri keutamaan ialah fakultas ekonomi. Saya sungguh  terperanjat melihat mereka begitu agresif dan seriusnya mereka belajar  ekonomi. Diakhir tahun diuniversitas, mahasiswa diharuskan mengerjakan  proyek. Mereka harus memperaktekkanya. Anda hanya akan lulus jika team  Anda (10 pelajar setiap kumpulan) dapat keuntungan sebanyak $US 1 juta!
Anda terperanjat?
Itulah kenyataannya.
Kesimpulan, pada teori Stephen adalah, melahirkan anak dan keturunan  yang cerdas adalah keharusan.. Tentunya bukan perkara yang bisa  diselesaikan semalaman. Perlu proses, melewati beberapa generasi  mungkin?
Kabar lain tentang bagaimana pendidikan anak adalah dari saudara kita di  Palestina. Mengapa Israel mengincar anak-anak Palestina. Terjawab sudah  mengapa agresi militer Israel yang biadab dari 27 Desember 2008 kemarin  memfokuskan diri pada pembantaian anak-anak Palestina di Jalur Gaza.
Seperti yang kita ketahui, setelah lewat tiga minggu, jumlah korban  tewas akibat holocaust itu sudah mencapai lebih dari 1300 orang lebih.  Hampir setengah darinya adalah anak-anak.
Selain karena memang tabiat Yahudi yang tidak punya nurani, target  anak-anak bukanlah kebetulan belaka. Sebulan lalu, sesuai Ramadhan 1429  Hijriah, Ismali Haniya, pemimpin Hamas, melantik sekitar 3500 anak-anak  Palestina yang sudah hafidz al-Quran.
Anak-anak yang sudah hafal 30 juz Alquran ini menjadi sumber ketakutan  Zionis Yahudi. “Jika dalam usia semuda itu mereka sudah menguasai  Alquran, bayangkan 20 tahun lagi mereka akan jadi seperti apa?”,  demikian pemikiran yang berkembang di pikiran orang-orang Yahudi.
Tidak heran jika-anak Palestina menjadi para penghafal Alquran. Kondisi  Gaza yang diblokade dari segala arah oleh Israel menjadikan mereka terus  intens berinteraksi dengan al-Qur’an. Tak ada main Play Station atau  game bagi mereka. Namun kondisi itu memacu mereka untuk menjadi para  penghafal yang masih begitu belia. Kini, karena ketakutan sang penjajah,  sekitar 500 bocah penghafal Quran itu telah syahid.
Perang panjang dengan Yahudi akan berlanjut entah sampai berapa generasi  lagi. Ini cuma masalah giliran. Sekarang Palestina dan besok bisa jadi  Indonesia. Bagaimana perbandingan perhatian pemerintah Indonesia dalam  membina generasi penerus dibanding dengan negara tetangganya.
Ambil contoh tetangga kita yang terdekat adalah Singapura. Contoh yang  penulis ambil sederhana saja, Rokok. Singapura selain menerapkan aturan  yang ketat tentang rokok, juga harganya sangat mahal.
Benarkah merokok dapat melahirkan generasi “Goblok!” kata Goblok bukan  dari penulis, tapi kata itu sendiri dari Stephen Carr Leon sendiri. Dia  sudah menemui beberapa bukti menyokong teori ini.
“Lihat saja Indonesia,” katanya seperti dalam tulisan itu.
Jika Anda ke Jakarta, di mana saja Anda berada, dari restoran, teater,  kebun bunga hingga ke musium, hidung Anda akan segera mencium bau asak  rokok! Berapa harga rokok? Cuma US$ .70cts !!!
“Hasilnya? Dengan penduduknya berjumlah jutaan orang berapa banyak  universitas? Hasil apakah yang dapat dibanggakan? Teknologi? Jauh  sekali. Adakah mereka dapat berbahasa selain dari bahasa mereka sendiri?  Mengapa mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggris? Apakah ini  bukan akibat merokok? Anda fikirlah sendiri?”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

 
0 komentar:
Posting Komentar