Senin, 24 Maret 2014

Budidaya ikan Nilem

Ikan nilem merupakan salah satu dari komoditas unggulan ikan air tawar yang masih belum banyak di budidayakan di berbagai wilayah di Indonesia. Saat ini ikan nilem hanya baru ada yang mengembangkannya di daerah Tasikmalaya. Cita rasa dari ikan nilem ini sangatlah spesifik dan lebih gurih dibandingkan dengan ikan tawar yang lainnya karena ikan nilem ini di dalamnya mengandung sodium glutamat di dalam daging yang dengan alami terbentuk karena disesbabkan oleh pengaruh dari kebiasaan makan pakan yang alami yaitu phito serta zoo plankton dan terutama dari ganggang yang banyak tumbuh dari pemupukan kolam.

Daya Tahan Ikan Nilem

Daya tahan dari ikan nilem ini sangat tahan dengan penyakit karena ikan nilem ini termasuk ke dalam kelompok ikan omnivora yang mempunyai makanan alam yaitu periphiton. Potensi dari ikan nilem ini selain dapat dimakan karena dagingnya yang gurih, namun di negara tujuan ekspor ikan nilem ini seperti Taiwan, Singapura, Hongkong dan Malaysia dijadikan abon, saus, dendeng, pepes, dll. Dengan banyak pertimbangan keunggulan dari ikan nilem ini sangat dimungkinkan untuk menjadi sebuah bisnis dan dibudidayakan di berbagai wilayah di Indonesia.

Cara Budidaya Yang Baik dan Benar

Ada beberapa cara beternak dan teknik budidaya yang perlu diperhatikan, yang pertama adalah syarat lokasi pemeliharaan ikan nilam. Ikan nilem balita sangat cocok untuk dibudidayakan pada lahan dengan ketinggian dari 150 sampai 1.000 meter diatas permukaan laut dan dengan suhu sekitar 18 sampai 28 derajat. Tempat memelihara ikan nilem ini juga sebaiknya mempunyai aliran sungai yang mengalir atau bisa diakali dengan membuat kolam buatan dengan air yang terus mengalir.
Cara ternak yang kedua adalah persiapan dari kolam ikan nilem yaitu pada setiap kolam yang nantinya akan digunakan sebagai pembesaran, harus terlebih dahulu dikeringkan dengan waktu kurang lebih dua minggu dan ditaburkan dengan kapir sebanyak kurang lebih 50 kg, hal ini bertujuan untuk memusnahkan bakteri patogen yang ada dalam tanah. Lalu setelah kolam tersebut diisi dengan air, tunggu sampai sekitar tiga hari dan barulah larva atau benih ikan nilam ini ditebar. Pemijahan atau perkawinan dapat dilakukan pada kolam dari semen dan untuk pembesaran sebaiknya dilakukan di kolam tanah. Hal tersebut dikarenakan lumut atau plankton yang ada dalam dasar kolam tanah merupakan pakan yang alami bagi ikan nilem.

Pemijahan dan Indukan

Cara budidaya yang ketiga adalah pemijahan (perkawinan) dan indukan. Pemijahan ini dilakukan dengan cara memasukkan satu induk ikan nilem yang jantan dan dua ekor indukan betina yang memang sudah siap untuk kawin (gonad). Pilihlah indukan yang umurnya sudah mencapai 1 hingga 1,5 tahun dan dengan bobot 180 sampai 200 gram. Induk ikan nilem yang sudah gonad ini biasanya akan memiliki gerakan yang lebih lambat, lalu postur dari tubuh ikan yang gemuk, warna tubuhnya berwarna kelabu kekuningan dan juga pada lubang genital akan berbentuk bulat telur melebar dan seperti membengkak. Sedangkan pada induk jantan biasanya pada bagian kelaminnya akan mengeluarkan cairan berwarna putih (sperma) jika bagian perutnya di urut dan mempunyai badan yang ramping serta lincah.

Pemeliharaan

Lalu hal lain yang perlu diperhatikan dalam teknik beternak ikan nilem yang lain adalah masalah pemeliharaan. Setelah telur ikan nilem menetas, segeralah untuk memasukkan larva atau benih ke dalam kolam pembesaran yang sudah disiapkan sebelumnya. Dengan memberikan pakan berupa plankton atau lumut yang bisa berasal dan diambil dari kotoran ayam yang akan menghemat karena tidak perlu membeli pellet. Jika memang diperlukan tambahkanlah 100 kg dedak sebagai pakan tambahan selama satu bulan. Pemeliharaan ini biasanya berlangsung selama 2 sampai 3 bulan. Lalu setelah ikan nilem ini berumur 3 bulan, panenlah ikan dengan cara mengurangi dari volume air dan ikan nilem pun siap untuk dipanenen dan disortir berdasarkan ukuran.

0 komentar:

Posting Komentar

SUBSCRIBE





"popupwindow">

"loc" type="hidden" value="en_US" />





Like us on Facebook